Persekot Asuransi adalah: Contoh dan Cara Menghitungnya

Persekot Asuransi adalah: Contoh dan Cara Menghitungnya
persekot asuransi adalah

Jakarta - Persekot asuransi adalah konsep pembayaran premi yang dilakukan lebih awal sebelum masa perlindungan dimulai. 

Mekanisme ini umum diterapkan pada produk asuransi jiwa, di mana perusahaan menerima pembayaran di muka dan kemudian mengalokasikannya selama periode pertanggungan. 

Sistem seperti ini membantu pengelolaan premi menjadi lebih tertata, sekaligus memastikan perlindungan tetap aktif tanpa hambatan.

Untuk memahami cara kerja, contoh penerapan, hingga metode perhitungannya, penting untuk melihat bagaimana perusahaan mencatat dan mendistribusikan premi tersebut dalam laporan keuangan. 

Dengan pemahaman yang tepat, pemegang polis dapat mengelola kewajiban finansialnya dengan lebih bijak dan menghindari kesalahan pencatatan. 

Pada akhirnya, persekot asuransi adalah bagian penting dari mekanisme administrasi asuransi yang sebaiknya tidak diabaikan.

Persekot Asuransi adalah

Pada dasarnya, persekot asuransi adalah pembayaran premi yang dilakukan di muka sebelum periode pertanggungan berjalan. 

Artinya, perusahaan telah membayarkan asuransi, tetapi biaya tersebut belum dicatat sebagai beban untuk periode saat ini.

Pembayaran ini nantinya akan dialokasikan sebagai beban untuk periode yang akan datang. Penting bagi perusahaan untuk memastikan dana tersedia agar pengeluaran masa depan dapat tertutupi. 

Oleh karena itu, premi yang dibayarkan di muka perlu dicatat secara tepat dalam laporan keuangan.

Bagi perusahaan, mencatat pembayaran premi ini di neraca keuangan sama pentingnya dengan menjaga keseimbangan laporan, karena membantu menentukan keuntungan dan kerugian secara akurat.

Pentingnya Mengetahui Penghitungan Persekot Asuransi

Tujuan pencatatan premi asuransi yang dibayarkan di muka adalah untuk menandai dana atau biaya yang telah dikeluarkan, namun belum digunakan sepenuhnya.

Selain itu, premi ini perlu dicatat dalam persamaan akuntansi dasar agar saldo normalnya dapat terlihat di sisi debit. 

Dengan mengetahui saldo tersebut, perusahaan bisa melakukan penyesuaian pengeluaran melalui jurnal penyesuaian.

Pencatatan premi di muka juga memiliki peran penting dalam perencanaan laporan keuangan. Hal ini karena biaya tersebut dapat memengaruhi pengeluaran, baik asuransi yang sudah digunakan maupun yang masih tersisa.

Contoh Persekot Asuransi dalam Neraca Keuangan Perusahaan

Berikut adalah contoh pencatatan premi asuransi yang dibayarkan di muka dalam neraca keuangan:

Misalnya, pada bulan Juni 2021, PT Berkah Barokah Senantiasa melakukan pembayaran asuransi kendaraan sebesar Rp49.000.000 kepada perusahaan penyedia asuransi.

Akun

Ref

Debit

Kredit

Beban perlengkapan 40.000.000 
Perlengkapan  40.000.000
Beban Asuransi 49.000.000 
Asuransi dibayar dimuka  49.000.000
Beban penyusutan peralatan 30.000.000 
Akumulasi penyusutan peralatan  30.000.000
Pendapatan jasa 20.000.000 
Pendapatan diterima dimuka  20.000.000
Iklan dibayar dimuka 20.000.000 
Beban iklan  20.000.000
Pendapatan diterima dimuka 10.000.000 
Pendapatan sewa  10.000.000
Total 169.000.000169.000.000

Contoh ini menggambarkan bagaimana transaksi asuransi dibayar di muka dicatat bersamaan dengan beban, pendapatan, dan perlengkapan lainnya dalam neraca keuangan, sehingga saldo akun tetap seimbang.

Pendekatan dalam Pencatatan Asuransi Dibayar di Muka bagi Perusahaan

1. Pendekatan Neraca (Balance Sheet Approach / Pendekatan Aset)

Pendekatan neraca menekankan pencatatan asuransi dibayar dimuka sebagai aset perusahaan. Artinya, premi yang sudah dibayarkan dianggap sebagai harta yang dimiliki perusahaan, karena manfaatnya akan dirasakan di masa depan.

Cara kerja:

  • Ketika perusahaan membayar premi asuransi, jumlah tersebut tidak langsung dicatat sebagai beban.
  • Sebagai gantinya, dicatat sebagai aset di neraca dengan akun Asuransi Dibayar Dimuka.
  • Seiring berjalannya waktu, ketika manfaat asuransi mulai digunakan (misalnya satu bulan dari polis mulai berlaku), sebagian premi akan dialihkan dari akun aset menjadi beban asuransi di laporan laba rugi.

Contoh:
Jika perusahaan membayar premi tahunan sebesar Rp12.000.000 pada Januari, maka pada saat pembayaran:

Debit: Asuransi Dibayar Dimuka  Rp12.000.000

Kredit: Kas / Bank              Rp12.000.000

Setiap bulan, sebagian dari premi akan dicatat sebagai beban:

Debit: Beban Asuransi  Rp1.000.000

Kredit: Asuransi Dibayar Dimuka  Rp1.000.000

Dengan cara ini, laporan keuangan tetap akurat, karena beban asuransi di laporan laba rugi hanya mencerminkan penggunaan asuransi pada periode berjalan.

Keuntungan:

  • Memberikan gambaran jelas tentang aset yang masih memiliki manfaat di masa depan.
  • Membantu perusahaan merencanakan cash flow karena premi yang dibayar di muka dicatat terpisah dari beban langsung.

2. Pendekatan Laba Rugi (Income Statement Approach / Pendekatan Beban)

Pendekatan laba rugi memfokuskan pencatatan premi asuransi langsung sebagai beban, bukan sebagai aset. 

Metode ini dianggap lebih sederhana, tetapi hanya cocok jika pembayaran asuransi manfaatnya langsung digunakan atau untuk periode yang sangat pendek.

Cara kerja:

  • Saat membayar premi, jumlahnya dicatat langsung ke Beban Asuransi di laporan laba rugi.
  • Tidak ada akun aset yang digunakan, sehingga neraca tidak menampilkan premi sebagai harta.
  • Biasanya metode ini dipakai untuk asuransi dengan periode sangat singkat atau ketika perusahaan ingin mencatat pengeluaran langsung tanpa penyesuaian bulanan.

Contoh:
Jika perusahaan membayar premi asuransi sebesar Rp12.000.000 untuk satu tahun:

Debit: Beban Asuransi  Rp12.000.000

Kredit: Kas / Bank       Rp12.000.000

Semua biaya langsung dicatat sebagai pengeluaran, sehingga laba bersih akan berkurang secara penuh di periode pembayaran.

Kelebihan dan kekurangan:

  • Kelebihan: Simpel, tidak perlu penyesuaian bulanan.
  • Kekurangan: Tidak mencerminkan penggunaan manfaat asuransi secara akurat; laporan laba rugi bisa terlihat lebih rendah pada periode awal pembayaran.

Catatan:

  • Pendekatan Neraca: Cocok untuk premi dengan jangka waktu panjang. Mencatat premi sebagai aset terlebih dahulu, baru dialihkan menjadi beban sesuai periode pemakaian. Memberikan gambaran lebih akurat tentang aset dan beban.
  • Pendekatan Laba Rugi: Cocok untuk premi jangka pendek atau jika ingin pencatatan sederhana. Semua pembayaran langsung dicatat sebagai beban tanpa menunggu periode pemakaian.

Prosedur Pemeriksaan Asuransi Dibayar di Muka

Asuransi yang dibayar di muka umumnya dikategorikan sebagai aset tidak lancar. Prosedur pemeriksaannya meliputi langkah-langkah berikut:

  1. Meminta rincian prepaid insurance sesuai tanggal neraca untuk memastikan semua data tercatat.
  2. Memeriksa ketepatan perhitungan secara matematis.
  3. Memastikan saldo prepaid insurance per tanggal neraca sesuai dengan catatan buku besar.
  4. Memeriksa kecocokan saldo awal prepaid insurance dengan kertas kerja pemeriksaan dari tahun sebelumnya.
  5. Melakukan vouching atas pembayaran premi asuransi pada tahun berjalan, termasuk memeriksa adanya diskon yang diterima.
  6. Memeriksa polis asuransi dan mencocokkannya dengan rincian prepaid insurance.
  7. Memastikan total biaya yang dibebankan ke buku besar biaya asuransi sesuai dengan yang tercatat.
  8. Menilai apakah nilai pertanggungan yang tercantum cukup untuk menutupi risiko.
  9. Memeriksa keberadaan klausul bank (banker’s clause), yaitu kondisi di mana jika terjadi kerugian seperti kebakaran atau kehilangan, ganti rugi dibayarkan langsung ke bank.
  10. Menyusun usulan penyesuaian audit (audit adjustment) bila ditemukan ketidaksesuaian.

Dengan prosedur ini, pemeriksaan prepaid insurance dapat memastikan pencatatan akurat, risiko tertanggung tercatat dengan baik, dan laporan keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya.

Cara Mencatat Persekot Asuransi dalam Laporan Keuangan

Berikut adalah contoh praktik pencatatan persekot asuransi yang penting dipahami.

Misalnya, pada tanggal 1 April 2021, sebuah perusahaan membayar premi asuransi tahunan sebesar Rp240.000. Jika dicatat menggunakan pendekatan neraca, transaksi ini masuk ke akun:

  • Asuransi dibayar di muka (Debit): Rp240.000
  • Kas (Kredit): Rp240.000

Saldo ini akan tetap tercatat pada akun asuransi dibayar di muka hingga neraca saldo tanggal 31 Desember 2021.

Namun, dari tanggal 1 April hingga 31 Desember 2021, asuransi yang sudah dimanfaatkan hanya 9 bulan. Dengan perhitungan:
9/12 x 240.000 = 180.000
maka Rp180.000 dianggap sebagai beban tahun 2021. Jumlah ini kemudian dipindahkan dari akun Asuransi dibayar di muka ke Beban Asuransi melalui jurnal penyesuaian:

  • Beban Asuransi: Rp180.000
  • Asuransi dibayar di muka: Rp180.000

Pencatatan dalam Akuntansi

Asuransi yang dibayar di muka termasuk salah satu jenis aktiva lancar. Pembayaran ini tidak hanya menjadi beban pada periode transaksi, tetapi juga dibebankan secara proporsional hingga periode berikutnya.

Jika sebagian premi telah berlaku dalam periode tertentu, jumlah biaya tersebut harus dipindahkan dari akun asuransi dibayar di muka ke akun beban asuransi. Proses ini dilakukan melalui jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi.

Tujuan jurnal penyesuaian adalah agar akun asuransi dibayar di muka tercatat sesuai prinsip neraca atau pendekatan laba-rugi.

Biasanya, penyesuaian diperlukan dalam dua kondisi:

  1. Transaksi sudah terjadi tetapi belum dicatat dalam akun terkait.
  2. Transaksi sudah dicatat, tetapi saldo akun perlu disesuaikan agar mencerminkan jumlah yang benar.

Contoh Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa

Sebuah perusahaan membayar premi asuransi sebesar Rp1.200.000 untuk periode 2 Februari 2019 sampai 2 Februari 2020.

Jika dibuat jurnal penyesuaian pada bulan Desember, perhitungan beban yang berlaku adalah:
1.200.000 \ 12 = 100.000 per bulan x 10 bulan = 1.000.000

Sehingga Rp1.000.000 dipindahkan ke akun Beban Asuransi, sedangkan sisa Rp200.000 tetap tercatat sebagai Asuransi dibayar di muka untuk periode berikutnya.

Dengan demikian, pencatatan persekot asuransi memastikan beban dibagi secara tepat sesuai periode dan laporan keuangan mencerminkan kondisi yang sebenarnya.

Sebagai penutup, persekot asuransi adalah pembayaran premi di muka yang dicatat sebagai aset dan disesuaikan menjadi beban sesuai periode manfaatnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index