Biaya Overhead Pabrik Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Hitungnya

Jumat, 14 November 2025 | 09:00:23 WIB
biaya overhead pabrik adalah

Jakarta - Biaya overhead pabrik adalah komponen penting dalam akuntansi perusahaan yang mencakup seluruh pengeluaran tidak langsung, seperti penyusutan aset, biaya pemeliharaan mesin, hingga gaji supervisor. 

Perhitungan yang tepat sangat krusial karena mengabaikannya dapat menyebabkan pembengkakan anggaran, kesalahan dalam menentukan harga pokok produksi, dan ketidakakuratan penetapan harga jual. 

Akibatnya, margin keuntungan bisa menurun dan arus kas perusahaan menjadi tidak stabil.

Manajemen biaya overhead yang baik juga menentukan daya saing perusahaan di pasar. 

Biaya operasional yang tidak terkendali dapat membuat harga produk terlalu tinggi sehingga sulit bersaing, atau terlalu rendah jika perhitungan salah, yang berpotensi menimbulkan kerugian finansial. 

Kondisi ini dapat memperburuk kinerja bisnis, menghambat pertumbuhan, dan merusak kepercayaan investor maupun pelanggan.

Dengan memahami bahwa biaya overhead pabrik adalah unsur yang harus dikelola dengan tepat, perusahaan bisa mengoptimalkan anggaran produksi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengambil keputusan keuangan yang akurat. 

Pengelolaan yang baik memastikan kelangsungan bisnis dan mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Apa itu Biaya Overhead Pabrik?

Biaya overhead pabrik adalah seluruh pengeluaran produksi yang tidak termasuk bahan baku atau tenaga kerja langsung. 

Komponen ini mencakup penyusutan peralatan, biaya pemeliharaan fasilitas, serta gaji pengawas. 

Penghitungan BOP menjadi bagian penting dalam menentukan harga pokok produksi (HPP), karena membantu menjaga efisiensi operasional dan memastikan perhitungan keuntungan perusahaan lebih akurat.

Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik dapat dibedakan berdasarkan karakteristiknya, pengaruh perubahan jumlah produksi, serta keterkaitannya dengan departemen tertentu. 

Memahami kategori ini membantu perusahaan dalam mengelola pengeluaran produksi dengan lebih tepat.

Berdasarkan Karakteristik
Dilihat dari sifatnya, biaya ini terbagi menjadi tiga jenis: biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi-variabel. 

Klasifikasi ini memudahkan identifikasi pengeluaran yang konstan maupun yang berubah sesuai kondisi produksi.

1. Biaya Tetap
Biaya tetap tidak berubah meskipun volume produksi naik atau turun. Contohnya meliputi penyusutan mesin dan bangunan pabrik, serta gaji supervisor yang dibayarkan secara rutin tanpa terpengaruh jumlah barang yang diproduksi.

2. Biaya Variabel
Biaya variabel mengalami peningkatan atau penurunan seiring perubahan tingkat produksi. Contohnya konsumsi listrik, bahan pendukung, atau pelumas mesin yang akan lebih banyak digunakan saat produksi meningkat. 

Pemantauan biaya ini memungkinkan penyesuaian pengeluaran sesuai kebutuhan operasional.

3. Biaya Semi-Variabel
Biaya semi-variabel memiliki unsur tetap dan variabel sekaligus. Misalnya, biaya kontrak pemeliharaan mesin yang mencakup biaya rutin tetap untuk inspeksi, serta biaya tambahan jika terjadi perbaikan akibat kerusakan.

Berdasarkan Perubahan Volume Produksi
Mengelompokkan biaya overhead pabrik menurut perubahan jumlah produksi membantu perusahaan memahami bagaimana biaya bereaksi terhadap tingkat aktivitas produksi.

1. Biaya Overhead Proporsional
Biaya ini meningkat seiring kenaikan produksi. Contohnya adalah konsumsi bahan bakar mesin, yang akan bertambah saat produksi meningkat. 

Pemantauan biaya proporsional memungkinkan perusahaan menemukan titik efisiensi optimal dalam penggunaan sumber daya.

2. Biaya Overhead Degresif
Biaya degresif naik lebih lambat dibandingkan pertumbuhan produksi. Misalnya, biaya pelatihan awal pekerja baru cenderung tinggi di awal, tetapi biaya per unit produksi akan menurun seiring waktu. 

Biaya ini mendukung penerapan skala ekonomi sehingga beban pengeluaran lebih ringan pada produksi tinggi.

3. Biaya Overhead Progresif
Biaya progresif meningkat lebih cepat daripada kenaikan produksi. 

Contohnya adalah biaya lembur tenaga kerja tidak langsung ketika ada pesanan mendadak atau target produksi tinggi. Biaya ini memerlukan pengawasan ketat agar tidak menekan keuntungan perusahaan.

Berdasarkan Hubungan dengan Departemen
Klasifikasi ini membedakan biaya overhead apakah bisa langsung dikaitkan ke departemen tertentu atau bersifat umum untuk seluruh perusahaan.

1. Biaya Overhead Langsung
Jenis ini bisa diatribusi langsung ke departemen tertentu. Misalnya, biaya pemeliharaan mesin di departemen produksi yang berdampak langsung pada efisiensi unit tersebut. 

Mengetahui biaya overhead langsung memudahkan alokasi anggaran yang lebih tepat dan meningkatkan kinerja departemen.

2. Biaya Overhead Tidak Langsung
Biaya yang mendukung operasional secara keseluruhan, seperti utilitas dan administrasi umum, termasuk dalam kategori ini. 

Walaupun sulit dialokasikan ke departemen tertentu, pemahaman biaya tidak langsung penting untuk perencanaan anggaran strategis yang mencakup seluruh kebutuhan perusahaan.

Manfaat Biaya Overhead Pabrik

Biaya ini memegang peranan penting dalam menjaga kelancaran operasional serta kelangsungan usaha. 

Dengan pemahaman dan pengelolaan yang tepat, perusahaan bisa meningkatkan laba dan mempertahankan daya saing. 

Salah satu metode efektif untuk mengatur biaya tidak langsung adalah melalui sistem ERP accounting, yang memungkinkan pencatatan otomatis, mempermudah pengawasan, dan memudahkan pelaporan.

1. Pengelolaan Anggaran Produksi
Manajemen biaya tidak langsung mendukung perencanaan serta pengawasan anggaran produksi. 

Dengan memisahkan komponen tetap dan variabel, perusahaan dapat menyusun anggaran yang realistis untuk setiap periode produksi. 

ERP Accounting mempermudah perencanaan yang akurat, membantu meminimalkan risiko pengeluaran berlebih atau kekurangan dana.

2. Pemantauan dan Pengendalian Pengeluaran
Pengawasan biaya ini memungkinkan perusahaan melacak setiap elemen pengeluaran tidak langsung. 

Contohnya, pengendalian biaya utilitas dan pemeliharaan dapat mengidentifikasi peluang penghematan. 

Sistem ERP memungkinkan pelacakan secara real-time sehingga keputusan keuangan bisa diambil dengan cepat dan tepat.

3. Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP)
Biaya tidak langsung sangat berpengaruh dalam penentuan HPP. 

Dengan alokasi yang tepat, harga produk mencakup semua komponen biaya, termasuk yang tidak langsung, sehingga margin keuntungan terjaga tanpa membebani konsumen dengan harga yang terlalu tinggi.

4. Efisiensi Operasional
Pengelolaan biaya yang efektif meningkatkan efisiensi pabrik. Contohnya, optimasi biaya pemeliharaan mesin dan tenaga kerja tidak langsung membantu produksi berjalan lancar tanpa gangguan, menjaga produktivitas tetap stabil.

5. Optimalisasi Keputusan Strategis
Data yang akurat mengenai biaya tidak langsung mendukung pengambilan keputusan strategis yang lebih baik. 

Misalnya, informasi ini bisa membantu menentukan waktu yang tepat untuk berinvestasi dalam teknologi baru atau menekan pengeluaran tertentu untuk menjaga arus kas tetap sehat.

Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik

Perhitungan biaya tidak langsung dalam pabrik dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, seperti berdasarkan jam kerja tenaga kerja atau durasi pemakaian mesin, disesuaikan dengan kebutuhan operasional dan karakter perusahaan.

1. Alokasi Berdasarkan Jam Kerja Tenaga Kerja
Pendekatan ini menetapkan biaya overhead proporsional dengan jumlah jam kerja langsung yang digunakan dalam produksi. 

Semakin banyak jam kerja yang tercatat, semakin besar bagian biaya yang dialokasikan. Metode ini cocok untuk industri yang sangat bergantung pada tenaga kerja manual, seperti sektor garmen.

2. Alokasi Berdasarkan Pemakaian Mesin
Untuk perusahaan yang menggunakan mesin secara intensif, biaya overhead dialokasikan sesuai waktu operasi mesin. 

Pengeluaran seperti penyusutan, pemeliharaan, dan konsumsi listrik dihitung berdasarkan lamanya mesin digunakan dalam proses produksi.

Contoh Biaya Tidak Langsung dalam Industri Manufaktur

Di sektor manufaktur, berbagai pengeluaran tidak langsung dibutuhkan untuk mendukung kegiatan pabrik. 

Walaupun tidak terkait langsung dengan setiap unit produk, biaya ini tetap krusial dalam menentukan harga pokok produksi, antara lain:

  • Penyusutan Mesin: Mesin yang dipakai dalam produksi mengalami penurunan nilai tiap tahun. Biaya ini dihitung sebagai bagian dari overhead karena tidak terkait langsung dengan satu produk tertentu.
  • Pemeliharaan Fasilitas: Meliputi perawatan rutin, perbaikan peralatan, dan pembersihan area kerja agar lingkungan produksi tetap optimal.
  • Gaji Supervisor Produksi: Supervisor yang mengawasi proses operasional, meski tidak terlibat langsung dalam produksi, berperan penting untuk kelancaran kegiatan pabrik.
  • Biaya Utilitas: Pengeluaran untuk listrik, air, dan gas yang mendukung operasional sehari-hari.
  • Biaya Keamanan dan Asuransi: Termasuk perlindungan aset pabrik serta keselamatan pekerja melalui asuransi dan jasa keamanan.

Pengelolaan pengeluaran tidak langsung dengan tepat membantu perusahaan menjaga efisiensi operasional sekaligus memastikan perhitungan harga pokok produksi akurat, yang menjadi dasar penentuan harga jual kompetitif.

Tips Kelola Biaya Overhead Pabrik

Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan bisa menata alokasi pengeluaran secara efisien dan mengurangi pemborosan tanpa menurunkan mutu produk atau layanan. Berikut sejumlah langkah yang dapat diterapkan:

1. Manfaatkan Teknologi untuk Pemantauan Secara Langsung
Menggunakan sistem seperti ERP memungkinkan pengawasan biaya tidak langsung secara langsung. 

Fitur-fitur dalam ERP membantu melacak pengeluaran untuk pemeliharaan, utilitas, dan biaya lain secara otomatis. 

Pemantauan ini memudahkan manajemen mengambil keputusan cepat saat terjadi lonjakan pengeluaran, sehingga efisiensi operasional tetap terjaga.

2. Lakukan Evaluasi Biaya Secara Berkala
Melakukan analisis biaya secara rutin penting untuk mendeteksi pola pengeluaran yang kurang efisien. 

Dengan membandingkan data dari periode sebelumnya, perusahaan dapat menemukan biaya yang meningkat, seperti biaya penyusutan mesin atau pemeliharaan fasilitas. 

Hasil analisis ini bisa digunakan untuk merencanakan penggantian mesin yang boros energi atau penjadwalan ulang perawatan.

3. Optimalkan Pemanfaatan Sumber Daya
Sumber daya seperti listrik, bahan bakar, dan tenaga kerja tidak langsung perlu digunakan secara efektif.

Pemakaian peralatan hemat energi atau penerapan otomatisasi di beberapa proses dapat menekan konsumsi energi. 

Menyusun jadwal kerja yang seimbang untuk mengurangi jam lembur juga membantu menurunkan biaya tenaga kerja tidak langsung.

4. Tinjau Kontrak dan Layanan Eksternal
Perusahaan sering memiliki kontrak dengan penyedia jasa atau vendor, misalnya untuk pemeliharaan mesin dan asuransi. 

Pemeriksaan berkala penting untuk memastikan biaya sepadan dengan layanan yang diterima. Negosiasi ulang dapat dilakukan agar harga lebih kompetitif atau layanan lebih sesuai kebutuhan.

5. Gunakan Anggaran Berdasarkan Aktivitas
Pendekatan ini memungkinkan alokasi biaya ke setiap aktivitas sesuai kontribusinya terhadap produksi. 

Dengan demikian, perusahaan dapat mengenali aktivitas yang membutuhkan pengeluaran lebih besar dan fokus mengoptimalkannya.

Metode ini membantu mengontrol pengeluaran sekaligus mendukung perencanaan strategis.

6. Tingkatkan Kompetensi Karyawan
Produktivitas tenaga kerja bisa menjadi kunci pengendalian pengeluaran. Pelatihan yang tepat membantu karyawan memahami penggunaan mesin dan pengelolaan bahan baku secara efisien. 

Keterampilan ini tidak hanya meningkatkan efektivitas kerja, tetapi juga menekan risiko kesalahan yang menimbulkan biaya tambahan.

7. Tetapkan Indikator Kinerja Utama (KPI)
Menentukan KPI untuk memantau efisiensi biaya tidak langsung penting. Contohnya, memantau rasio biaya tidak langsung terhadap total biaya produksi dapat memberikan gambaran efektivitas pengelolaan biaya. 

Jika rasio meningkat, manajemen dapat segera mengidentifikasi penyebab dan mengambil langkah korektif untuk menjaga efisiensi.

Sebagai penutup, biaya overhead pabrik adalah elemen penting yang harus dikelola dengan cermat agar efisiensi operasional dan profitabilitas perusahaan tetap terjaga.

Terkini